Penyakit Kanker Anus
Penyakit kanker anus adalah jenis penyakit yang timbul karena keganasan sel yang menyerang bagian anus atau saluran dalam anus. Saluran yang terletak di ujung rektum anus ini berfungsi membuang feses yang berasal dari usus.
Jenis kanker yang terhitung jarang terjadi ini merupakan jenis kanker yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya jumlah sel yang tumbuh di daerah sekitar anus. Pertumbuhan sel secara tidak terkendali tersebutlah yang kemudian bertransformasi menjadi kanker.
Gejala Kanker Anus
Penyakit ini sendiri menunjukkan beberapa gejala yang harus kita waspadai. Gejala-gejala yang timbul dari penyakit kanker anus tersebut diantaranya :
- Terjadinya pendarahan yang berasal dari bagian anus atau rektum.
- Bagian anus dan sekitarnya terasa gatal disertai nyeri.
- Terdapat benjolan ataupun pembengkakan di anus.
- Anus mengeluarkan cairan aneh yang tidak biasa.
- Sulit buang air besar (BAB) ataupun BAB bermasalah.
Namun terkadang pada kasus-kasus tertentu, kanker anus ini sama sekali tidak menunjukkan gejala apa-apa. Oleh karena itu apabila timbul gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke pihak medis.
Penyebab Kanker Anus
Kanker anus disebabkan oleh perubahan (mutasi) genetik pada sel-sel anus yang menyebabkan sel-sel ini berubah menjadi ganas. Sel anus yang abnormal tumbuh cepat, tanpa terkendali, merusak jaringan sekitarnya, dan menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
Kanker anus sering dikaitkan dengan infeksi virus human papillomavirus (HPV). Meski demikian, bukan berarti setiap penderita infeksi HPV akan mengalami kanker anus. Infeksi virus HPV akan menghasilkan protein yang dapat menonaktifkan tumor suppressor proteins dalam sel normal, sehingga sel-sel bisa tumbuh tidak terkendali.
Jenis-jenis kanker anus
Berdasarkan jenis sel yang berubah menjadi ganas, kanker anus dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
- Karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker yang bermula dari sel-sel yang ada di saluran anus
- Adenokarsinoma, yaitu kanker yang berasal dari kelenjar yang ada di sekitar anus
- Karsinoma sel basal, yaitu kanker yang bermula dari sel-sel permukaan anus dan sangat jarang terjadi
Selain kanker anus, tumor jinak yang berkembang menjadi ganas (pra-kanker) juga bisa muncul di anus. Contohnya adalah anal intraepithelial neoplasia (AIN) dan anal squamous intraepithelial lesions (SILs).
Faktor Risiko Kanker Anus
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami kanker anus, antara lain:
- Berusia lebih dari 50 tahun
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual
- Sering menjadi penerima seks anal
- Memiliki riwayat penyakit kanker serviks
- Memiliki kutil pada anus yang bisa disebabkan oleh infeksi HPV
- Memiliki sistem imun yang lemah karena menderita AIDS, menggunakan obat imunosupresan, atau menjalani kemoterapi
- Memiliki kebiasaan merokok.
Diagnosis Kanker Anus
Untuk mendiagnosis kanker anus, pihak medis akan menanyakan gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien, serta melakukan pemeriksaan pada rektum dan anus untuk melihat ada tidaknya benjolan yang bisa menandakan kanker.
Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan teknik colok dubur dan dilanjutkan dengan bantuan anuskop. Anuskop adalah alat seperti corong yang digunakan untuk melihat anus dan rektum dengan lebih jelas.
Untuk memastikan diagnosis, pihak medis juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang berikut:
- Endoskopi, untuk melihat rektum dan anus, serta untuk mendeteksi ada tidaknya jaringan yang tumbuh tidak normal di saluran pencernaan
- USG transrektal, untuk melihat jaringan yang tumbuh di anus dan sekitarnya
- Biopsi dengan mengambil sampel jaringan anus, untuk mengetahui jenis sel dan jaringan yang tumbuh
- Pemindaian dengan CT scan, MRI, dan PET scan untuk memastikan lokasi, ukuran, serta stadium kanker yang diderita pasien
Stadium kanker anus
Berdasarkan klasifikasi TNM (tumor, nodul, dan metastasis), kanker anus dapat dibagi menjadi 4 stadium. Berikut adalah penjelasannya:
- Stadium 0: Kanker hanya ditemukan di bagian mukosa anus. Stadium 0 juga disebut high-grade squamous intraepithelial lesion (HSIL).
- Stadium I: Kanker anus berukuran ≤2 cm, tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening, tidak ada penyebaran ke jaringan atau organ lain
- Stadium 2: Kanker anus berukuran >2 cm dan belum menyebar ke organ lain
- Stadium 3: Kanker anus sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar anus atau ke organ sekitar anus, seperti kandung kemih, saluran kencing (uretra), dan vagina
- Stadium 4: Kanker anus sudah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lain yang lebih jauh dari anus, seperti hati atau paru-paru.
Penanganan Kanker Anus
Penderita kanker anus membutuhkan penanganan yang tepat agar penyakitnya sebegra dapat disembuhkan. Bagi penderita penyakit kanker anus, penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan berbagai pengobatan sebagai berikut :
- Radioterapi
Jenis pengobatan ini dilakukan dengan menembakkan sinar X ke daerah anus yang terdeteksi terserang kanker. Radioterapi ini sifatnya merusak sel-sel sehat yang letaknya di sekitar sel kanker sehingga setelah pengobatan ini dilakukan, akan timbul efek samping tertentu pada tubuh pasien. - Kemoterapi
Kemo bertujuan membunuh sel kanker dengan obat-obatan kimia yang dimasukkan ke tubuh si penderita melalui bentuk pil maupun infus. Meskipun dapat membunuh sel kanker secara cepat namun juga terdapat efek samping yang ditimbulkannya pada tubuh si penderita kanker. - Pembedahan jaringan kanker
Metode pengobatan ini dilakukan dengan melakukan pengangkatan pada jaringan sel kanker beserta sedikit jaringan sehat yang berada di sekitar jaringan yang terinfeksi kanker.
Pencegahan Kanker Anus
Sampai saat ini, kanker anus belum bisa dicegah. Namun, beberapa langkah berikut bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker anus:
- Mendapatkan vaksinasi HPV ketika sudah berusia remaja atau dewasa
- Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
- Tidak berhubungan seks melalui anal
- Menjalani skrining untuk kanker anus jika memiliki faktor risiko
- Berhenti merokok.