Penyakit Mastoiditis
Bagi sebagian besar orang, mungkin penyakit mastoiditis terdengar cukup asing di telinga. Kondisi mastoiditis merupakan infeksi pada tonjolan tulang di belakang telinga atau sering disebut sebagai tulang mastoid. Jika tidak ditangani secara serius, penyakit ini bisa menghancurkan tulang dan bisa menyebabkan gangguan pendengaran pada penderita. Pada tahap yang lebih serius, penderita mastoiditis bisa mengalami kematian.
Gejala Mastoiditis
Gejala mastoiditis umumnya sama dengan gejala infeksi telinga yang lain. Gejala ini biasanya akan muncul setelah terjadi infeksi telinga yang parah atau yang sudah kambuh beberapa kali. Beberapa gejala mastoiditis adalah:
- Keluar cairan dari telinga
- Nyeri telinga
- Kemerahan di telinga atau di belakang telinga
- Bengkak di belakang telinga yang terasa seperti terisi air
- Telinga terdorong ke depan karena pembengkakan di belakang telinga
- Sakit kepala
- Demam
- Hilang pendengaran di telinga yang terinfeksi.
Penyebab Mastoiditis
Penyebab penyakit mastoiditis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophillus influenzae, Staphylococcus dan Streptococcus. Bisa juga disebabkan oleh kondisi ositis atau peradangan telinga yang tidak mendapatkan penanganan segera. Ada baiknya segera melakukan pemeriksaan dini ke dokter untuk mengetahui penyebab dan cara penanganan penyakit berbahaya ini.
Diagnosis Mastoiditis
Pihak medis akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan gejala yang dialami pasien. Setelahnya, pihak medis akan melakukan pemeriksaan pada bagian dalam telinga pasien dengan menggunakan otoskop, yaitu alat berupa corong dengan kaca pembesar yang dilengkapi lampu.
Untuk memastikan diagnosis, pihak medis mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Tes darah untuk menghitung kadar sel darah putih
- Pemindaian kepala dengan Rontgen, CT scan, atau MRI
- Kultur cairan yang keluar dari telinga pasien untuk mendeteksi keberadaan bakteri
Berdasarkan pertimbangan pihak medis, pemeriksaan lumbal pungsi atau pengambilan sampel cairan dari tulang belakang mungkin akan dibutuhkan jika hasil pemeriksaan di atas menunjukan adanya mastoiditis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah infeksi ini telah menyebar ke sistem saraf pusat.
Penanganan Mastoiditis
Pengobatan utama mastoiditis dilakukan dengan pemberian antibiotik sistemik yang diberikan melalui oral maupun intravena. Selain itu, dapat dilakukan pencucian telinga dengan menggunakan H2O2 dan pemberian antibiotik tetes telinga (Ofloxacin).
Miringotomi dilakukan untuk mengeluarkan seluruh cairan telinga tengah untuk menurunkan tekanan, dengan cara membuat lubang kecil pada gendang telinga.
Jika dengan pemberian antibiotik tidak memberikan perubahan yang bermakna, maka dapat dipikirkan tindakan pembedahan untuk mengambil bagian tulang mastoid yang terinfeksi yang disebut dengan mastoidektomi. Pengobatan yang diberikan secara dini dan terstruktur membantu mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi Mastoiditis
Meskipun kebanyakan orang dengan mastoiditis tidak mengalami komplikasi serius, pengobatan tidak selalu mudah dan infeksi dapat kembali. Jika tulang mastoid terinfeksi parah dan tidak diangkat, dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan komplikasi kesehatan yang mengancam jiwa seperti:
- Lumpuhnya saraf wajah.
- Sakit kepala.
- Rasa pusing berputar (vertigo).
- Kehilangan pendengaran.
- Peradangan pada selaput otak dan/atau jaringan otak.
- Perubahan penglihatan.
Pencegahan Mastoiditis
Pencegahan mastoiditis yang dapat dilakukan adalah dengan menjalani pemeriksaan kesehatan telinga secara rutin, dan tetap menjaga kebersihan telinga. Penggunaan cotton bud juga sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering karena dapat melukai bagian telinga. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yakni dengan berolahraga rutin, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan istirahat yang cukup.