Penyakit Kanker Rahim
Penyakit kanker rahim ini adalah jenis kanker yang menyerang sistem reproduksi wanita, rahim. Kanker ini juga sering disebut dengan kanker endometrium karena umumnya menyerang sel pembentuk dinding rahim. Di dunia, kanker rahim menduduki peringkat keenam yang paling sering menyerang wanita sehingga perlu diwaspadai.
Gejala Kanker Rahim
Gejala yang bisa dikenali dari penyakit kanker rahim ini adalah pendarahan pada area vagina. Memang tidak semua pendarahan abnormal dikarenakan penyakit ini, namun jika kita patut waspada dengan kondisi ini. Beberapa gejala lain yang juga harus diwaspadai antara lain:
- Nafsu makan yang menurun
- Perdarahan berlebih ketika menstruasi
- Sakit pada panggul
- Kelelahan
- Mual
- Rasa sakit pada perut bagian bawah
- Rasa sakit ketika berhubungan seksual.
Penyebab Kanker Rahim
Penyebab utama dari kanker ini belum diketahui pasti namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terserang penyakit kanker rahim antara lain:
- Pajanan terhadap estrogen
- Belum pernah hamil
- Pernah menjalani terapi pergantian hormone
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Diabetes type 2
- Sindrom ovarium polisistik
- Hyperplasia endometrium
- Tamoksifen.
Karena penyebabnya yang belum pasti, maka ada beberapa langkah pencegahan antara lain:
- Menjaga berat badan
- Menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Memperbanyak makan kedelai.
Diagnosis Kanker Rahim
Untuk mendiagnosis kanker rahim, pihak medis akan terlebih dahulu melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami pasien. Setelah itu, pihak medis akan menjalani pemeriksaan fisik pada organ panggul pasien, termasuk vagina, rahim, indung telur, dan kandung kemih.
Selanjutnya, pihak medis akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan keberadaan sel kanker, antara lain:
- USG transvaginal, dengan memasukkan alat periksa ke dalam vagina untuk melihat kondisi di dalam rahim
- Histeroskopi, dengan memasukkan selang kecil berkamera melalui leher rahim, untuk melihat kondisi rahim secara visual
- Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan pada dinding rahim untuk diteliti di laboratorium
- Dilatasi dan kuretase, dengan mengambil sampel jaringan menggunakan alat yang dapat mengikis dinding rahim jika biopsi tidak memberikan hasil yang baik.
Setelah kanker rahim dipastikan, dokter dapat menjalankan pemindaian CT scan, Rontgen dada, atau PET scan, guna melihat kemungkinan kanker telah menyebar ke organ lain. Tes darah juga akan dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda sel kanker di dalam darah pasien.
Melalui pemindaian, pihak medis dapat menentukan tahap perkembangan (stadium) kanker rahim, yaitu:
- Stadium 1
Pada tahap ini, kanker hanya terdapat dalam rahim. - Stadium 2
Pada tahap ini, kanker sudah menyebar ke leher rahim atau serviks. - Stadium 3
Pada tahap ini, kanker sudah menyebar ke indung telur, vagina, dan kelenjar getah bening di sekitar rahim, tetapi tidak sampai ke luar panggul. - Stadium 4
Pada tahap ini, kanker sudah menyebar ke kandung kemih, dinding usus, dan bahkan sampai ke paru-paru atau tulang.
Penanganan Kanker Rahim
Penanganan kanker rahim tergantung pada jenis, ukuran, dan stadium kanker, risiko efek samping (termasuk pengaruh terapi ke kemampuan pasien untuk memiliki keturunan), serta usia dan kondisi pasien secara keseluruhan. Metode penanganan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Histerektomi
Histerektomi atau bedah pengangkatan rahim, merupakan metode yang paling sering dilakukan untuk menangani kanker rahim. Tindakan ini bertujuan untuk mengangkat rahim, indung telur, dan saluran indung telur.
Histerektomi bisa dilakukan dengan membuat sayatan kecil (sebesar lubang kunci). Dokter dapat melihat bagian dalam perut dan panggul pasien melalui tabung kecil yang dimasukkan ke dalam sayatan tersebut. Tindakan operasi dengan sayatan sebesar lubang kunci ini disebut dengan laparoskopi.
2. Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan terapi yang bertujuan untuk membunuh sel kanker menggunakan radiasi. Radioterapi bisa dilakukan dengan menembakkan sinar khusus ke area kanker di rahim, atau dengan memasukkan alat penghantar radiasi ke dalam rahim.
Radioterapi dapat dilakukan untuk mengecilkan sel kanker yang akan diangkat, atau untuk mengurangi risiko sel kanker tumbuh kembali setelah operasi pengangkatan rahim. Terapi ini dilakukan pada pasien yang kondisinya tidak memungkinkan untuk menjalani operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian satu atau beberapa jenis obat untuk membunuh dan menghentikan perkembangan sel kanker. Pemberian obat dapat dilakukan sebelum operasi, untuk mengecilkan jaringan kanker yang akan diangkat.
Kemoterapi juga bisa dilakukan setelah operasi pengangkatan rahim bila risiko kambuhnya kanker cukup tinggi. Obat kemoterapi tersedia dalam bentuk minum atau suntik. Metode ini bisa dikombinasikan dengan terapi hormon untuk lebih memaksimalkan efektivitas pengobatan.
4. Terapi Hormon
Terapi hormon adalah pemberian obat untuk menurunkan kadar hormon estrogen yang dapat memengaruhi pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh. Terapi hormon sering dijadikan pilihan untuk menyembuhkan kanker stadium lanjut atau kanker yang kambuh kembali setelah diobati.
5. Terapi Target
Terapi target adalah pemberian obat yang dapat secara spesifik menargetkan gen, protein, dan jaringan kanker, untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Obat-obat yang digunakan adalah:
- Lenvatinib
- Bevacizumab
- Everolimus
- Temsirolimus
- Imunoterapi.
Imunoterapi adalah terapi yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam membunuh sel kanker. Beberapa sel kanker menghasilkan protein yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Hal ini menyebabkan respons kekebalan tubuh tidak dapat mengatasinya dengan optimal sehingga kanker dapat terus berkembang.
Imunoterapi bekerja dengan meningkatkan kembali kemampuan respons imun tubuh dalam mengenali sel kanker. Dengan begitu, ketika bertemu sel kanker, daya tahan tubuh dapat mendeteksinya dan menyerang sel kanker tersebut.
6. Pengobatan Alternative
Salah satu pengobatan alternative yang disarankan adalah dengan mengonsumsi Obat-obatan Herbal yang dapat membantu menyembuhkan kanker rahim. Namun, anda harus memilih produk Herbal yang sudah bersertifikat dan terjamin kualitasnya.
Komplikasi Kanker Rahim
Bila tidak segera ditangani, perdarahan berlebihan akibat kanker rahim bisa memicu anemia. Komplikasi lainnya yaitu penyebaran sel kanker ke organ lain (metastasis).
Bagi penderita kanker rahim yang menjalani histerektomi, komplikasi yang dapat terjadi adalah ketidakmampuan untuk hamil.
Pencegahan Kanker Rahim
Kanker rahim tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, menghindari faktor risiko bisa mengurangi kemungkinan terserang kanker rahim. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
- Menjaga berat badan ideal dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat bergizi lengkap dan seimbang
- Melakukan pemeriksaan kandungan secara berkala, termasuk pap smear
- Menjaga kadar gula darah tetap normal dan rutin memeriksa kadar gula darah bila menderita diabetes
- Berkonsultasi dengan ahli mengenai manfaat dan risiko penggunaan pil KB, serta memilih metode kontrasepsi yang tepat
- Berkonsultasi dengan ahli terkait risiko penggunaan terapi hormon setelah menopause.