Penyakit Cacing Kremi
Cacing kremi adalah jenis cacing yang bersifat parasit dan menyerang atau menjangkiti usus besar manusia. Parasit ini memiliki karakteristik fisik yang sekilas terlihat seperti benang dan berwarna putih. Cacing kremi memiliki nama latin Enterobius vermicularis, dan memiliki rata-rata panjang tubuh 5–13 milimeter.
Selain itu, parasit ini bisa dilihat pada tinja (feses) atau sekitar lubang anus si pengidap cacing kremi. Karena cacing ini menaruh telur-telurnya pada lipatan di sekeliling anus saat pengidap tertidur. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala saat alami infeksi dari cacing ini, tetapi ada juga yang mengalami gatal-gatal di anus dan tidur menjadi gelisah.
Umumnya, infeksi yang ditimbulkan oleh cacing kremi tidak akan menimbulkan kondisi medis yang serius. Namun, cacing kremi bisa naik ke area anal menuju ke vagina, uterus, tuba falopi, dan sekitar organ pada pinggul. Meskipun jarang terjadi, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, seperti endometriosis dan vaginitis. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki ataupun perempuan akan tetapi lebih umum menyerang pada rentan usia 5 sampai 14 tahun.
Gejala Cacing Kremi
Ada beberapa tanda-tanda atau gejala yang dapat mengindikasikan seseorang telah terkena penyakit cacing kremi. Diantara beberapa gejalanya adalah sebagai berikut :
- Rasa gatal yang tidak nyaman pada bagian sekitar pantat dan sekitar anus yang umumnya akan lebih terasa gatal pada waktu malam hari
- Muncul tanda iritasi kulit di sekitar pantat dan disekitar anus manusia
- Tidak nyaman yang menyebabkan sulit tidur
Selain gejala tersebut masih ada beberapa gejala lain yang umumnya akan berbeda-beda pada setiap orang.
Penyebab Cacing Kremi
Penyebab Seseorang bisa terjangkit parasit cacing kremi jika menelan telur dari cacing kremi. Telur tersebut juga bisa tertelan setelah terhirup lebih dahulu. Ketika bertelur, seekor cacing kremi betina bisa meletakan ribuan telur di sekitar vagina atau anus. Saat proses bertelur, rasa gatal yang diidap oleh pengidap disebabkan karena cacing kremi betina mengeluarkan lendir, sehingga perasaan tidak nyaman itu timbul.
Rasa gatal akan memancing pengidap untuk menggaruk atau mengelap anus atau vagina. Saat menggaruk atau mengelap itulah, telur-telur cacing bisa menempel pada ujung jari atau di bawah kuku pengidap.
Perlu diketahui, telur cacing kremi bisa bertahan hidup selama dua minggu. Telur-telur cacing kremi pada tangan pengidap bisa berpindah pada benda apa pun yang disentuhnya seperti:
- Seprai dan sarung bantal.
- Handuk.
- Mainan anak.
- Peralatan dapur.
- Sikat gigi.
- Perabotan rumah.
- Permukaan dapur atau kamar mandi.
Cacing kremi kebanyakan diidap oleh anak-anak karena masih belum bisa menjaga kebersihan tangannya dengan baik. Selain anak-anak, seseorang yang sering melakukan kontak langsung dengan pengidap cacing kremi, dan yang hidup di lingkungan padat penduduk juga berisiko lebih tinggi untuk tertular.
Faktor Risiko Cacing Kremi
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan seseorang terinfeksi cacing kremi, yaitu:
- Cacing kremi umumnya terjadi pada anak-anak berusia 5-14 tahun.
- Anak-anak yang menghadiri penitipan anak, prasekolah, atau sekolah dasar.
- Tinggal di tempat yang padat.
- Tinggal di daerah beriklim tropis.
- Tinggal bersama orang yang terinfeksi.
- Seseorang yang merawat orang terinfeksi.
- Seseorang yang tidak mempraktikkan cuci tangan teratur dan sebelum makan.
- Anak-anak yang memiliki kebiasaan mengisap jempol.
Diagnosis Cacing Kremi
Untuk mendiagnosis infeksi cacing kremi, pihak medis akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan keluhan yang dialami, kebiasaan sehari-hari, serta riwayat kesehatan pada pasien dan keluarga pasien.
Selain itu, pihak medis juga akan memeriksa area anus pasien. Pada pasien dengan infeksi yang berat, cacing kremi dapat terlihat di sekitar lubang anus. Sementara pada sebagian kasus lainnya, tanda yang dapat terlihat akibat infeksi cacing kremi adalah iritasi kulit atau luka di sekitar anus akibat digaruk.
Jika dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda yang khas, medis akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes selotip
Tes ini dilakukan dengan menempelkan selotip bening di sekitar anus. Tes selotip sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum mandi atau buang air, selama 3 hari berturut-turut. Guna memastikan ada tidaknya telur cacing kremi, bawa selotip yang telah digunakan tersebut ke pihak medis untuk diperiksa di bawah mikroskop. - Analisis sampel di bawah kuku
Pihak medis dapat mengeruk bagian bawah kuku jari tangan yang sering dipakai untuk menggaruk anus. Sampel tersebut akan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat ada tidaknya telur cacing kremi.
Penanganan Cacing Kremi
Pengobatan cacing kremi bertujuan untuk menghilangkan cacing kremi dan mencegah infeksi kembali terjadi. Dikarenakan risiko penyebaran infeksi cacing kremi tinggi, semua orang yang tinggal satu rumah dengan pengidap cacing kremi juga harus menjalani pengobatan. Pengobatan harus dijalani sesuai anjuran dokter dan dilakukan secara bertahap hingga cacing kremi benar-benar hilang dari tubuh.
Berikut ini pengobatan yang bisa dilakukan:
- Obat resep berupa Mebendazole dan Albendazole adalah obat oral yang dapat mengeluarkan cacing kremi melalui buang air besar. Namun, obat ini biasanya tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada anak di bawah usia 2 tahun.
- Obat bebas resep juga banyak dijual di apotek.
Meskipun obat-obatan dapat mengatasi infeksi cacing, gatal-gatal dapat berlanjut selama sekitar satu minggu setelahnya. Jadi, medis juga mungkin memberikan krim atau obat lain untuk membantu menghentikan rasa gatal. Pastikan juga untuk mempraktekkan hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari.
Komplikasi Cacing Kremi
Infeksi cacing kremi biasanya tidak menyebabkan masalah serius. Meski jarang terjadi, wanita yang terinfeksi berat dapat mengalami komplikasi infeksi pada alat kelaminnya. Cacing kremi juga dapat menyebar dari area anus ke vagina hingga rahim, saluran tuba, dan di sekitar organ panggul. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti peradangan pada vagina (vaginitis) dan peradangan pada lapisan dalam rahim (endometritis).
Berbagai komplikasi lain yang dapat disebabkan oleh infeksi cacing kremi dapat berupa:
- Infeksi saluran kemih.
- Penurunan berat badan.
- Infeksi bagian perut (rongga peritoneum).
Pencegahan Cacing Kremi
Telur cacing kremi dapat menempel di banyak permukaan, termasuk keran, tempat tidur, mainan, dudukan toilet dan benda lainnya. Telur ini dapat menempel selama dua minggu. Maka dari itu, pembersihan permukaan yang berisiko menjadi tempat menempelnya telur cacing ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mencegahnya, antara lain:
- Hindari berbagi handuk atau barang-barang pribadi dengan orang lain.
- Mencuci semua baju, sprei, handuk, dan mainan.
- Cuci semua benda dengan air panas.
- Membersihkan debu di seluruh rumah.
- Bersihkan kamar mandi dan dapur.
- Hindari untuk menyentuh benda yang terkontaminasi dengan telur cacing kremi.
- Hindari makan di kamar tidur.
- Jaga agar kuku-kuku selalu pendek.
- Ajari anak untuk tidak menggigit kuku dan mengisap jari.
- Mandi setiap hari.
- Hindari menggaruk area anus.