Penyakit Glaukoma (Kerusakan Saraf Mata)
Kerusakan saraf mata yang diakibatkan tekanan bola mata meningkat, biasa disebut dengan istilah glaukoma. Glaukoma adalah jenis gangguan penglihatan yang ditandai dengan terjadinya kerusakan saraf mata. Kerusakan ini sering disebabkan oleh tekanan tinggi pada mata. Glaukoma bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Glaukoma sudut tertutup. Jenis glaukoma ini lebih banyak ditemukan di negara-negara Asia. Pada kasus ini, iris menonjol ke depan dan mempersempit atau menghalangi sudut drainase yang dibentuk oleh kornea dan iris. Akibatnya, cairan tidak bisa mengalir dengan baik melalui mata dan tekanan meningkat.
- Glaukoma sudut terbuka. Pada kondisi ini, struktur mata tampak normal, tapi ada gangguan di dalam saluran mata yang disebut trabecular meshwork. Hal ini menyebabkan tekanan pada mata meningkat secara bertahap yang berujung pada kerusakan saraf optik. Glaukoma sudut terbuka terjadi sangat lambat, sehingga sering kali terlambat disadari.
- Glaukoma sekunder yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata.
- Glaukoma kongenital disebabkan oleh kelainan pada mata (kondisi bawaan). Umumnya diidap oleh anak-anak.
Meski penyakit ini tak bisa dicegah, tetapi apabila gejala awalnya sudah terdeteksi tentu akan memudahkan tahap penyembuhan.
Gejala Glaukoma
Tanda-tanda kerusakan saraf mata tiap orang jelas berbeda-beda. Hal tersebut berdasar pada tipe glaukoma yang diderita, parahnya penyakit, serta keadaan fisik secara menyeluruh.
Akan tetapi, gejala umum yang muncul pada penderita kerusakan saraf mata ialah berupa penglihatan tidak jelas (kabur) dan adanya lingkar seperti pelangi saat menatap cahaya.Selain itu, terdapat pula sudut buta di bagian sisi atau tengah area pandang.
Lain lagi dengan gejala yang tampak pada penderita glaukoma akut (sudut tertutup). Biasanya, penderita diserang rasa sakit kepala yang berat, mual disertai muntah, nyeri dan merah pada mata.
Mengingat durasi gejala glaukoma yang cukup lama, Anda dianjurkan untuk memeriksakan kondisi mata secara rutin untuk mendeteksi glaukoma.
Penyebab Glaukoma
Mata akan terus-menerus memproduksi aqueous humour. Jika aqueous humour yang baru telah diproduksi, jumlah aqueous humour yang sama akan dikeluarkan. Dengan begitu, tekanan di mata tetap stabil.
Namun, aqueous humour bisa menumpuk bila sistem drainasenya rusak atau bila aqueous humour tersebut diproduksi secara berlebihan. Akibatnya, tekanan pada mata dapat meningkat dan akhirnya saraf mata mengalami kerusakan.
Penyebab kerusakan sistem drainase atau peningkatan produksi aqueous humour belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan kondisi tersebut terkait dengan beberapa hal berikut:
- Cedera akibat paparan zat kimia
- Infeksi pada mata
- Penyumbatan pembuluh darah di dalam mata
- Peradangan
Selain itu, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita glaukoma, yaitu:
- Berusia lebih dari 60 tahun
- Memiliki keluarga yang menderita glaukoma
- Menderita diabetes, serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit
- Memiliki riwayat penyakit mata, seperti rabun jauh atau rabun dekat
- Pernah menjalani operasi mata
- Menggunakan obat tetes mata kortikosteroid dalam jangka panjang
- Mengonsumsi obat untuk mengontrol kandung kemih, kejang, atau obat flu yang dijual bebas
- Mengalami cedera pada mata
- Memiliki kornea yang lebih tipis.
Diagnosis Glaukoma
Diagnosis glaukoma diawali dengan tanya jawab mengenai gejala, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Setelah itu, pihak medis akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, yaitu:
- Tonometri
Tonometri bertujuan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata. Sebelum tes ini dimulai, pasien akan terlebih dahulu diberikan obat tetes mata yang berisi bius lokal. - Pemeriksaan lapang pandang
Tes lapang pandang bertujuan untuk menilai kemampuan pasien melihat suatu benda di sekitar ketika mata terfokus pada satu titik. Melalui tes ini, dokter dapat mengetahui kemungkinan hilangnya penglihatan pada lapang pandang di sisi luar mata. - Oftalmoskopi
Oftalmoskopi bertujuan untuk memeriksa bagian belakang dan dalam mata menggunakan mikroskop khusus yang disebut oftalmoskop. Dokter juga dapat menggunakan kamera digital untuk memotret saraf mata. - Pachymetry
Tes ini bertujuan untuk memeriksa ketebalan kornea sehingga tinggi atau rendahnya tekanan pada mata bisa diketahui. Hasil tes pachymetry dapat memengaruhi pengukuran tekanan di dalam bola mata pada tonometri. - Gonioskopi
Gonioskopi bertujuan untuk memeriksa sudut pertemuan kornea dan iris menggunakan cermin khusus yang bernama genioskop. Hasil tes ini bisa membantu dokter mengetahui jenis glaukoma yang diderita dan seberapa parah kondisinya.
Pengobatan Glaukoma
Pengobatan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan pada bola mata. Metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh pihak medis meliputi:
1. Obat Tetes Mata
Sebagai langkah penanganan awal, dokter dapat meresepkan obat tetes mata, seperti:
- Miotic atau cholinergic, seperti pilocarpine, untuk memperlancar aliran aqueous humour
- Prostaglandin, seperti latanoprost dan bimatoprost, untuk memperlancar aliran aqueous humour sehingga tekanan pada mata berkurang
- Penghambat beta (beta blocker), seperti timolol dan betaxolol, untuk mengurangi produksi aqueous humour pada mata
2. Terapi Laser
Jika pemberian obat tetes mata tidak efektif mengatasi glaukoma, dokter dapat merekomendasikan terapi laser. Beberapa jenis terapi laser untuk menangani glaukoma meliputi:
- Trabeculoplasty, untuk membuka jaringan yang terhambat sehingga aqueous humour dapat mengalir lebih lancar
- Iridotomy, untuk membuat lubang kecil di iris atau selaput pelangi mata agar aqueous humour dapat mengalir
- Cyclophotocoagulation, untuk mengeluarkan cairan dari bagian putih mata (sklera)
3. Prosedur Operasi
Operasi dilakukan jika pemberian obat dan terapi laser tidak efektif untuk mengatasi glaukoma. Prosedur yang umum digunakan untuk menangani glaukoma adalah:
- Trabeculectomy, dengan membuat lubang di bagian putih mata dan membuang sebagian sistem drainase aqueous humour
- Implan, dengan menanamkan tabung kecil di mata untuk mengalirkan kelebihan aqueous humour di mata.
Komplikasi Glaukoma
Penderita glaukoma yang tidak mendapatkan perawatan dengan tepat berisiko menjadi penyandang tunanetra atau mengalami kebutaan. Kondisi ini berisiko menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya, misalnya:
- Tidak dapat bekerja
- Sulit berjalan
- Risiko jatuh atau cedera berat saat beraktivitas
- Jika pasien glaukoma mengalami buta sebagian, disarankan untuk berkonsultasi ke pihak medis guna mendapatkan layanan atau alat bantu dalam memperbaiki penglihatan.
Pencegahan Glaukoma
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mendeteksi glaukoma sejak dini, di mana hal tersebut sangat penting untuk mencegah kehilangan penglihatan atau untuk memperlambat perkembangannya:
- Jaga kesehatan mata sejak dini dengan konsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan pemeriksaan kesehatan mata ke dokter secara rutin.
- Gunakan obat tetes mata yang diresepkan dokter secara teratur. Obat tetes mata glaukoma dapat secara signifikan mengurangi risiko tekanan mata tinggi berkembang menjadi glaukoma.
- Gunakanlah pelindung mata. Cedera mata yang serius dapat menyebabkan glaukoma. Jadi, kenakanlah pelindung mata saat berolahraga atau saat bekerja dengan menggunakan alat-alat listrik.