Penyakit Insufisiensi Aorta (Kebocoran Katup Aorta)
Penyakit insufisiensi aorta (kebocoran katup aorta) merupakan satu kondisi yang mana katup aorta pada jantung si penderita tidak dapat menutup secara rapat. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya aliran darah dari pembuluh dasar besar di jantung (aorta) ke bagian ruang jantung sebelah kiri (ventrikel kiri). Kebocoran katup aorta ini selanjutnya akan berimbas pada berkurangnya asupan darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Kebocoran katup aorta ini dapat menyerang siapa saja dengan rentan usia berapa saja. Namun menurut beberapa penelitian, pria lebih beresiko tinggi terserang jenis penyakit ini dibandingkan wanita.
Penyebab Insufisiensi Aorta
Timbulnya penyakit insufisiensi aorta (kebocoran katup aorta) disebabkan oleh faktor pemicu berupa kerusakan bagian bawah aorta sehingga menyebabkannya membesar. Pemicu lain yang juga dapat mengakibatkan kemunculan penyakit ini berupa infeksi demam rematik serta infeksi bakteri yang menyerang ke dalam jantung (disebut juga endocarditis). Selain itu, adanya kelainan kongenital, cedera karena benturan benda tumpul serta hipertensi juga dapat menjadi penyebab kebocoran katup aorta.
Terdapat banyak penyebab insufisiensi aorta. Di antaranya adalah:
- Kelainan bawaan (merupakan penyebab tersering)
- Demam rematik
- Endokarditis infektif
- Cedera di jantung
- Komplikasi operasi
- Degeneratif (penuaan)
- Hipertensi yang tidak terkontrol
- Sindrom Marfan
- Sifilis
- Penyakit autoimun seperti artritis Takayasu dan giant cell arthritis
Gejala Insufisiensi Aorta
Tanda-tanda seseorang mengalami kebocoran katup aorta ini dapat ditunjukkan melalui gejala-gejala yang terjadi pada tubuhnya seperti :
- Menjadi mebih mudah capek dan merasa kelelahan dalam beraktivitas.
- Dada terasa sakit.
- Mengalami kesulitan dalam bernapas terutama ketika sedang berbaring.
- Batuk-batuk yang tak kunjung sembuh.
- Sering mengalami sesak napas secara tiba-tiba.
- Tiba-tiba pingsan tanpa alasan yang jelas.
- Area kaki dan perut mengalami pembengkakakan.
- Sering merasakan sensasi jantungnya yang berdetak (kondisi palpitasi).
Diagnosis Insufisiensi Aorta
Jika terdapat dugaan insufisiensi aorta, maka pemeriksaan awal yang akan dilakukan adalah:
- Pemeriksaan rekam jantung untuk menilai aktivitas listrik jantung (elektrokardiogram/ EKG)
- Foto rontgen dada
- Pemeriksaan darah rutin
Untuk memastikan dugaan adanya insufisiensi aorta, maka perlu dilakukan pemeriksaan ekokardiogram. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat kondisi katup jantung dan menilai kebocoran katup yang terjadi.
Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab insufisiensi aorta. Bila diduga penyebabnya adalah karena endokarditis infektif, maka perlu dilakukan kultur darah untuk memastikan diagnosis. Namun jika diduga penyebabnya adalah karena demam rematik, maka perlu dilakukan pemeriksaan darah berupa anti streptolisin titer O (ASTO) dan komplemen C3, serta pemeriksaan swab tenggorokan.
Penanganan Insufisiensi Aorta
Jika insufisiensi aorta disebabkan karena endokarditis infektif, maka operasi harus dilakukan secepatnya. Operasi yang dilakukan adalah operasi penggantian katup aorta dengan katup jantung buatan. Untuk mencegah terjadinya komplikasi operasi, pasien perlu diberikan obat pengencer darah seperti aspirin serta diberikan antibiotik, sebelum operasi dilakukan.
Selama menanti persiapan operasi, obat-obatan berupa diuretik, nitrat, dan digoxin, perlu diberikan untuk mengurangi beban jantung akibat kelainan katup yang dialami.
Meskipun pengobatan utama insufisiensi aorta adalah dengan tindakan operasi terbuka, namun bila gejala cukup berat, maka operasi memiliki risiko yang tinggi. Oleh karena itu, pada kondisi khusus, tindakan alternatif yang dapat dilakukan adalah transcatheter aortic valve replacement (TAVR).
Pada TAVR, tidak dilakukan operasi terbuka. Tindakan menggunakan selang kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di daerah lipat paha (arteri femoralis). Setelah kateter mencapai jantung, maka katup jantung prostetik akan dimasukkan untuk mengganti katup jantung yang rusak. Tindakan ini lebih tidak invasif dibandingkan dengan operasi terbuka. Meski demikian, dibutuhkan tenaga yang sangat ahli untuk melakukannya.
Bila insufisiensi aorta tidak menunjukkan gejala sama sekali, maka operasi tidak harus dilakukan segera. Namun penderitanya harus menjalani pemantauan secara berkala tiap sebulan atau beberapa bulan sekali untuk dinilai kondisi katup aortanya.