Penyakit Kanker Otak
Penyakit kanker otak merupakan jenis kanker ganas. Penyakit satu ini membuat sel penyakit (kanker) mampu mengambil ruang, darah dan juga menguasai nutrisi dari sel sehat. Untuk jenis kanker otak ganas, maka penyebaran sel kankernya akan lebih cepat dan ketika sudah diangkatpun akan lebih mudah muncul kembali.
Dari data WHO, kanker otak merupakan penyakit yang bisa menyerang segala umur namun jarang terjadi jika dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Dari data tahun 2018 diketahui dari 350ribu penduduk Indonesia yang terkena kanker, sekitar 5000 orang diantaranya terkena kanker otak.
Jenis Kanker Otak
Pertumbuhan sel-sel abnormal atau tumor di otak dapat bersifat jinak atau malah ganas. Kanker otak tergolong sel-sel abnormal yang tumbuh ganas sehingga bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat.
Berdasarkan asalnya, kanker otak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kanker otak primer
Kanker otak primer adalah kanker otak yang berasal dari sel di jaringan otak itu sendiri. Beberapa jenis kanker otak primer antara lain:
- Astrocytoma
Astrocytoma merupakan salah satu jenis kanker otak yang tumbuh dan berkembang pada sel glial, yaitu sel pendukung sistem saraf. Astrocytoma adalah jenis kanker otak primer yang paling umum terjadi dan bisa dialami oleh anak-anak atau lansia. - Glioblastoma multiforme
Glioblastoma merupakan jenis kanker otak pada sel glial yang paling ganas. GBM dapat tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat. Kanker otak jenis ini paling sering menyerang kelompok usia 50–70 tahun dan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. - Medulloblastomas
Medulloblastomas merupakan jenis kanker otak sel glial yang tumbuh dan berkembang di otak kecil (cerebellum), yaitu organ yang berfungsi untuk mengendalikan gerakan. Jenis ini umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja.
2. Kanker otak sekunder
Berbeda dengan kanker otak primer, kanker otak sekunder berasal dari sel kanker yang menyebar (metastasis) dari organ tubuh lain. Jenis kanker yang paling sering menyebar ke otak adalah:
- Kanker paru-paru
- Kanker payudara
- Kanker kulit
- Kanker usus besar
- Kanker ginjal
- Kanker tiroid.
Gejala Kanker Otak
Gejala penyakit kanker otak akan muncul ketika tumor menelan bagian-bagian dari otak. Alhasil otak pun akan terganggu fungsinya. Beberapa gejala umum bisa diwaspadai untuk antisipasi antara lain:
- Rasa tidak enak badan
- Kejang
- Sering mengantuk
- sakit kepala yang berulang dan semakin sering
- Mual dan muntah.
Gejala juga bisa berbeda-beda tergantung dari tempat atau lokasi tumbuhnya tumor tersebut. Semisal jika tumbuh di area lobus frontal maka akan terjadi semacam perubahan kepribadian dan kesulitan dalam berjalan, sedangkan jika tumbuh di area batang otak maka penderita akan lebih merasakan gangguan koordinasi mata dan mulut serta kesulitan untuk berbicara.
Penyebab Kanker Otak
Penyakit kanker ini muncul karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal atau tidak terkendali. Untuk penyebab pastinya sendiri belum diketahui, namun ada beberapa hal yang menjadi pemicu dari penyakit kanker otak ini antara lain:
- Paparan radiasi pada kepala
- Adanya penyakit genetic
- Mengidap HIV/AIDS
- Obesitas
- Kebiasaan merokok
- Memiliki riwayat kanker dalam keluarga
- Berada di lingkungan dengan tingkat pencemaran dan polusi yang tinggi.
Faktor Risiko Kanker Otak
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker otak:
- Terpapar radiasi pada kepala, misalnya akibat menjalani radioterapi
- Berusia lanjut (lansia)
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Menderita penyakit genetik, seperti sindrom Gorlin, sindrom Turner, sindrom Von Hippel-Lindau, sindrom Li-Fraumani, tuberous sclerosis, atau neurofibromatosis tipe 1 dan tipe 2
- Memiliki keluarga dengan riwayat kanker
- Menderita penyakit yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti HIV/AIDS
- Merokok
- Menetap atau bekerja di daerah dengan tingkat polusi dan pencemaran lingkungan yang tinggi
Diagnosis Kanker Otak
Pihak medis akan mendiagnosis kanker otak dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang meliputi:
- Computerized Tomography (CT) scan, untuk menciptakan gambaran atau pencitraan otak dengan menggunakan sinar X.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk menciptakan gambaran rinci otak dengan menggunakan medan magnet berkekuatan tinggi dan gelombang radio.
- Elektroensefalogram (EEG), untuk merekam aktivitas listrik otak dan melihat adanya abnormalitas otak dengan menggunakan elektroda pada kulit kepala.
- Biopsi dengan pengambilan sampel jaringan yang dicurigai sebagai tumor, untuk memeriksa jenis tumor dan menentukan penanganan yang paling sesuai.
Pengobatan Kanker Otak
Beberapa upaya yang akan dilakukan untuk menangani kanker otak, antara lain:
- Pembedahan
Prosedur pembedahan, untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin dan meredakan gejala kanker otak, dengan metode kraniotomi, neuroendoskopi, atau transsphenoidal surgery.
Kemoterapi dengan menggunakan obat-obatan antikanker, untuk membunuh sel-sel kanker, yang dapat dilakukan setelah operasi untuk mencegah tumor muncul kembali, serta memperpanjang usia harapan hidup pengidap. - Radioterapi
Radioterapi dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang diarahkan pada lokasi tumor, untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali. Radioterapi dilakukan untuk menghilangkan tumor yang tidak dapat diangkat dengan cara operasi, serta menurunkan risiko tumor timbul kembali. - Fisioterapi
Fisioterapi yang dapat dilakukan setelah menjalani prosedur pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi, untuk mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kanker otak. Fungsi tubuh yang umumnya terganggu, antara lain kemampuan bergerak, bicara, penglihatan, atau proses berpikir. - Pengobatan Alternative
pengobatan Alterrnative juga bisa dilakukan diantaranya adalah dengan mengonsumsi Obat-obatan Herbal yang dapat Membantu penyembuhan Kanker ini, namun perlu diperhatikan pilihlah Obat Herbal yang sudah Bersertifikat karena sudah terjamin kulitasnya.
Komplikasi Kanker Otak
Komplikasi yang dapat timbul akibat kanker otak bisa terjadi akibat kanker yang makin berkembang atau akibat efek samping pengobatan kanker otak itu sendiri.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat perkembangan kanker ke jaringan lainnya adalah:
- Kesulitan berkomunikasi
- Pernapasan atau denyut nadi menjadi tidak stabil
- Mati rasa
- Ketidakmampuan dalam menggerakkan lengan atau kaki pada satu sisi tubuh
- Kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, atau penciuman
- Kehilangan ingatan
- Perubahan kepribadian
- Massa tumor akibat kanker otak juga dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan stroke hemoragik. Kondisi ini tergolong gawat darurat yang dapat mengancam nyawa pasien.
Selain itu, kanker otak juga bisa menyebar ke saraf tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan tulang belakang, nyeri kronis, ketidakmampuan untuk buang air besar dan buang air kecil, atau lumpuh total.
Sementara, komplikasi yang mungkin terjadi akibat efek samping pengobatan dapat terjadi setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Komplikasi tersebut antara lain:
- Katarak
- Epilepsi
- Gangguan pada proses berpikir, mengingat, atau kemampuan berbicara
Pencegahan Kanker Otak
Mengingat penyebab kanker otak belum diketahui secara pasti, maka belum ada cara untuk mencegah penyakit ini. Upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi risiko terjadinya kanker otak, yaitu dengan:
- Menghindari paparan bahan kimia yang mengandung zat karsinogenik (zat yang menyebabkan pertumbuhan sel kanker)
- Menghindari paparan radiasi yang berlebihan
- Tidak merokok
- Menghindari paparan peptisida atau insektisida
- Menjaga gaya hidup yang aktif dan pola makan yang sehat
- Menjaga berat badan yang ideal.