Penyakit kanker payudara pada pria
Kanker payudara hingga saat ini masih dianggap penayakit khas kaum wanita, padahal tidak menutup kemungkinan jika penyakit kanker payudara pada pria juga bisa terjadi. Memang pria tidak memiliki payudara layaknya wanita, namun mereka tetap memiliki jaringan payudara yang akan tumbuh saat masa-masa pubertas. Adanya jaringan inilah yang membuat adanya kemungkinan pria juga terjangkiti kanker payudara.
Gejala Kanker Payudara Pada Pria
Beberapa gejala awal kanker payudara pada pria umumnya sama dengan gejala kanker payudara pada wanita, yaitu:
- Munculnya benjolan di payudara, bisa di bawah puting atau di aerola. Benjolan yang muncul terasa kenyal, tidak bergerak, dan terkadang tidak menimbulkan rasa sakit.
- Puting payudara tertarik ke dalam.
- Keluarnya cairan dari puting.
- Mengeras dan membengkaknya puting atau area sekitar puting, bisa juga disertai perubahan warna puting menjadi lebih merah.
- Munculnya ruam atau luka di sekitar puting yang tidak kunjung sembuh.
Jika pertumbuhannya semakin tidak terkendali bahkan menyebar atau bermetastasis, dapat muncul gejala lain, seperti sakit pada tulang, sesak napas, lelah sepanjang waktu, hingga kulit dan mata menguning atau jaundice.
Penyebab Kanker Payudara Pada Pria
Hingga kini, belum diketahui dengan jelas apa yang menjadi penyebab kanker payudara pada pria. Meski demikian, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang pria terkena penyakit ini. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Usia
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring pertambahan usia. Kasus kanker payudara yang dialami pria pun sebagian besar ditemukan di usia 60-70 tahun.
2. Genetik dan riwayat keluarga
Gen abnormal (yang bermutasi) dapat diturunkan dari orangtua ke anak. Adapun salah satu gen yang bisa diturunkan, yang membuat seorang pria berisiko lebih besar terkena kanker payudara, adalah mutasi BRCA2.
Dengan kata lain, bila seorang laki-laki memiliki orangtua atau anggota keluarga, terutama yang sama-sama berjenis kelamin laki-laki, dengan riwayat kanker payudara, maka ia berisiko tinggi akan mengalami hal yang sama.
3. Estrogen & testosteron
Pria cenderung memiliki kadar hormon estrogen yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita., tetapi memiliki kadar testosteron yang tinggi. Namun, pada kondisi tertentu, kadar testosteron dapat berubah menjadi kadar estrogen, sehingga kadar estrogen pada pria bisa meningkat.
Adapun, sama seperti wanita, kadar estrogen yang tinggi bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada pria. Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan kadar estrogen pada pria meliputi terapi hormon, obesitas, gangguan pada organ testis, kecanduan alkohol dan gangguan atau penyakit hati.
Faktor risiko lainnya adalah sebuah kondisi medis langka yang memengaruhi genetik pria, yaitu sindrom Klinefelter. Sindrom Klinefelter adalah kondisi bawaan lahir, artinya pria dengan kondisi ini akan memproduksi hormon testosteron yang lebih sedikit dari batas normal.
4. Risiko pekerjaan
Pria yang bekerja di bawah terpaan suhu panas dalam jangka waktu lama memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker payudara dibandingkan pria yang bekerja di tempat yang sejuk. Beberapa contoh pekerjaan tersebut seperti:
- tukang las,
- pandai besi,
- buruh pabrik baja, dan
- buruh pabrik otomotif.
Dugaan awal menjelaskan bahwa terpaan panas secara konsisten akan merusak testis, yang berakibat pada kenaikan kadar testosteron dan estrogen. Dugaan lainnya, lingkungan kerja dengan suhu panas biasanya melibatkan aktivitas senyawa kimia tertentu yang dapat meningkatkan risiko kanker jenis ini pada pria.
Meski demikian, penyebab pasti terjadinya hal ini masih belum jelas. Temuan ini pun masih harus diselidiki lebih lanjut.
5. Radiasi
Pria yang pernah menjalani prosedur radioterapi jangka panjang (menggunakan sinar x-ray dalam dosis tinggi) di bagian dada berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Diagnosis Kanker Payudara Pada Pria
Pihak medis akan melakukan beberapa tes atau pemeriksaan kanker payudara untuk mengetahui mendiagnosis penyakit ini. Tes yang mungkin dijalani untuk mendeteksi kanker payudara meliputi:
- pemeriksaan payudara klinis,
- USG payudara,
- MRI payudara,
- biopsi, utamanya untuk mengetahui jenis dan stadium kanker payudara.
Tes lain mungkin juga dibutuhkan, terutama bila kanker payudara sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, Beberapa tes tersebut, seperti rontgen dada, CT scan, atau scan tulang.
Penanganan Kanker Payudara Pada Pria
pengobatan kanker payudara berdasarkan jenis dan stadium kanker serta kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Berikut adalah pilihan pengobatannya:
1. Operasi
Tujuan operasi adalah untuk mengangkat jaringan kanker. Apabila kanker sudah menyebar dan merusak jaringan payudara di sekitarnya, maka jaringan payudara tersebut juga akan ikut diangkat.
2. Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi bisa dilakukan sebagai terapi tunggal atau bersamaan dengan terapi lain, seperti operasi. Tindakan inimenggunakan sinar- X untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa di payudara, otot-otot dada, dan ketiak.
3. Terapi hormon
Jika kanker payudara pada pria disebabkan oleh tingginya kadar hormon estrogen, maka pihak medis akan merekomendasikan terapi hormon untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Salah satu obat yang sering digunakan adalah tamoxifen.
4. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan antikanker, baik dalam bentuk tablet maupun suntikan. Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker payudara.
5. Pengobatan Alternative
Salah satu pengobatan Atlternative yang disarankan adalah dengan mengonsumsi Obat-obatan Herbal yang dapat membantu penyembuhan bahkan bisa menyembuhkan kanker tanpa operasi. akan tetapi, anda harus benar-benar bisa memilih Obat Herbal yang anda konsumsi sudah bersertifikat, agar terjamin kualitasnya.
Gejala dari kanker payudara pada pria kerap kali tidak disadari, sehingga sering tidak terdiagnosis di awal kemunculannya. Oleh karena itu, Anda harus lebih peka terhadap keluhan atau perubahan yang terjadi pada payudara Anda, agar kanker payudara dapat terdeteksi sedini mungkin.
Pada kondisi ini, pengobatan biasanya diperlukan untuk memperlambat perkembangan sel kanker serta memperpanjang angka harapan hidup. Selain itu, Anda pun harus menerapkan pola hidup sehat untuk menurunkan risiko serta mencegah kanker payudara, termasuk pada pria. Kurangilah konsumsi alkohol serta menjaga berat badan ideal, terutama bila Anda memiliki risiko tinggi kanker payudara dari faktor genetik atau penyakit bawaan.