Penyakit Kanker Testis
Penyakit kanker terstis adalah suatu penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada testis. Jenis kanker ini cukup langka dan paling sering ditemui pada pria usia produktif yakni 15 – 49 tahun.
Berdasarkan dari jenisnya, kanker testis dibedakan menjadi beberapa yakni kanker testis sel nutfah, limfoma, tumor sel leydig dan tumor sel sertoli. Diantara keempat jenis tersebut, jenis tumor sel sertoli adalah yang paling jarang terjadi.
Gejala Kanker Testis
Kanker testis biasanya hanya tumbuh di satu testis. Gejala yang paling sering terjadi adalah munculnya benjolan atau pembengkakan di testis. Benjolan tersebut bisa sebesar kacang atau lebih besar.
Selain itu, ada beberapa gejala lain yang muncul akibat kanker testis, di antaranya:
- Nyeri di testis atau skrotum
- Penimbunan cairan di skrotum
- Rasa berat atau tidak nyaman di skrotum
- Sakit atau pegal di area perut dan selangkangan
- Perbedaan ukuran dan bentuk dari kedua sisi kantong skrotum.
Jika tidak segera ditangani, kanker testis bisa menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain. Kondisi tersebut dapat memunculkan sejumlah gejala sesuai dengan tempat penyebaran sel-sel kanker, seperti:
- Batuk terus-menerus
- Batuk berdarah
- Muncul benjolan atau pembengkakan di leher
- Sakit punggung bawah
- Sesak napas
- Pembengkakan dan pembesaran dada.
Penyebab Kanker Testis
Sampai saat ini tidak diketahui pasti penyebab penyakit ini, namun ada beberapa faktor yang disinyalir memicunya. Berikut beberapa diantaranya:
- Testis yang tidak turun
- Pernah didiagnosa mengidap kanker testis
- Ada riwayat kanker dikeluarga
- Pria berusia 15-49 tahun
- Pria yang memiliki tinggi badan yang tinggi
- Pertumbuhan testis yang tidak normal
- Pecandu rokok
- Ras
- Penderita HIV AIDS.
Diagnosis Kanker Testis
Pihak medis akan menanyakan gejala yang dialami pasien, lalu melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat benjolan pada testis pasien. Setelah itu, guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan, pihak medis akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini:
- USG skrotum, untuk melihat apakah jenis benjolan yang ada di testis
- Tes darah, untuk mengukur kadar tumor marker (penanda tumor) yang ada di dalam darah, seperti hormon AFP (alpha feto-protein), HCG (human chorionic gonadotrophin), dan LDH (lactate dehydrogenate)
- Jika benjolan yang muncul diduga bersifat kanker, pihak medis akan melakukan biopsi testis, yaitu pengambilan sampel jaringan testis untuk melihat jenis sel-sel yang tumbuh. Melalui pemeriksaan ini, pihak medis dapat mengetahui jenis kanker testis yang dialami pasien dan menentukan pengobatan yang tepat.
Berbeda dengan biopsi pada kanker lain, biopsi kanker testis biasanya dilakukan bersamaan dengan operasi pengangkatan seluruh bagian testis yang terserang kanker. Tindakan ini disebut orkiektomi. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran sel kanker.
Selanjutnya, pihak medis akan melakukan pemindaian dengan Rontgen, CT scan, atau MRI untuk menentukan stadium atau tingkat penyebaran kanker. Penentuan stadium ini penting agar pasien mendapat pengobatan yang akurat.
Berikut adalah penjelasan mengenai stadium kanker testis:
- Stadium 1: kanker hanya terdapat di saluran testis (seminiferous tubules)
- Stadium 2: kanker sudah menyebar ke jaringan lain di sekitar testis
- Stadium 3: kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
- Stadium 4: kanker sudah menyebar ke organ lain, seperti paru, hati, atau otak.
Penanganan Kanker Testis
Penanganan kanker testis tergantung pada jenis dan stadium kanker yang dialami pasien. Metode pengobatannya meliputi:
1. Orkiektomi
Orkiektomi adalah operasi pengangkatan testis yang terkena kanker. Operasi ini adalah pilihan pertama untuk mengatasi semua jenis dan stadium kanker testis.
2. Pengangkatan kelenjar getah bening
Pengangkatan kelenjar getah bening dilakukan pada kanker testis yang sudah menyebar ke kelenjar getah bening di area perut.
3. Radioterapi
Terapi radiasi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi tinggi. Radioterapi biasanya dilakukan setelah orkiektomi pada kanker testis jenis seminoma, terutama yang telah menyebar ke kelenjar getah bening.
4. Kemoterapi
Pada kemoterapi, pihak medis akan memberikan obat antikanker untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi bisa dilakukan sebagai terapi untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker, juga sebagai terapi sebelum dan setelah dilakukan operasi pengangkatan benjolan dan kelenjar getah bening.
5. Terapi pengganti hormon testosteron
Pengangkatan testis dapat memengaruhi produksi hormon testosteron. Untuk mengatasinya, pasien akan diberikan terapi pengganti hormon berupa hormon testosteron sintetis.
6. Pengobatan Alternative
Salah satu pengobatan alternative yang disarankan adalah dengan mengonsumi Obat-obatan Herbal yang dapat membantu penyembuhan kanker ini. Namun, pastikan obat yang anda konsumsi sudah bersertifikat dan terjamin kualitasnya.
Komplikasi Kanker Testis
Jika tidak segera ditangani, kanker testis bisa menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lainnya. Pada sebagian besar kasus, kanker testis menyebar ke kelenjar getah bening, perut, atau paru-paru. Meskipun jarang terjadi, kanker testis juga bisa menyebar ke organ hati, tulang, dan otak.
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah kemandulan setelah prosedur orkiektomi, tetapi hal tersebut biasanya hanya terjadi bila kedua testis diangkat. Jika hanya satu testis yang diangkat, fungsi seksual dan kemampuan pasien untuk memiliki anak tidak akan terganggu.
Pencegahan Kanker Testis
Kanker testis tidak dapat dicegah, tetapi Anda bisa mendeteksinya secara dini dengan melakukan pemeriksaan mandiri pada testis. Bila kanker testis terdeteksi lebih awal, penyebaran sel-sel kanker dapat dicegah. Selain itu, peluang untuk sembuh juga akan lebih besar.
Pemeriksaan testis secara mandiri sebaiknya dilakukan setelah mandi saat kondisi testis sedang rileks. Caranya adalah dengan menempatkan testis di antara ibu jari dan telunjuk dalam posisi berdiri. Setelah itu, raba seluruh bagian testis secara perlahan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan paling tidak sekali dalam sebulan.
Segera periksakan ke ahli jika terdapat gejala berupa:
- Testis terasa nyeri saat diraba
- Pembengkakan atau benjolan pada testis
- Adanya perbedaan tekstur, ukuran, bentuk, atau kekerasan antara satu testis dengan testis yang lain.
Penting untuk diingat, penderita kanker testis yang telah sembuh total tetap berisiko mengalami kekambuhan. Kekambuhan kanker testis biasanya terjadi 2–3 tahun setelah pengobatan selesai.