Penyakit Laringitis
Penyakit laringitis merupakan suatu penyakit dimana penderita penyakit ini akan mengalami pembengkakan pita suara sehingga suara yang dikeluarkan oleh penderita akan menjadi serak.
Penyakit ini sebenarnya bukan merupakan suatu penyakit kronis akan tetapi jika dibiarkan dan tidak mendapatkan penanganan dengan baik, laringitis ini bisa mengarah kepada laringitis kronis. Kondisi penyakit ini merupakan salah satu kondisi yang cukup umum terjadi apalagi bagi orang yang memiliki profesi banyak bicara.
Gejala Laringitis
Laringitis bisa ditandai dengan gejala ringan dan sementara (akut), hingga gejala yang lebih serius dan berlangsung lebih lama (kronik). Gejala yang biasa terjadi pada penderita laringitis meliputi:
- Rasa tidak nyaman pada tenggorokan
- Tenggorokan kering
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Demam
- Suara menjadi serak atau bahkan hilang.
Laringitis juga dapat terjadi bersama radang saluran pernapasan lainnya, yaitu hidung, tenggorokan, atau amandel. Gejala radang saluran pernapasan lain yang bisa muncul adalah adalah sakit kepala, pilek, lemas dan pegal linu, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Penyebab Laringitis
Laringitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronik. Masing-masing jenis memiliki penyebab yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya:
Laringitis akut
Laringitis akut adalah jenis laringitis yang berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Sebagian bahkan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Biasanya, kondisi akan membaik ketika penyebabnya telah ditangani. Berikut adalah beberapa penyebab laringitis akut:
- Cedera pita suara
Cedera pita suara dapat disebabkan oleh penggunaan pita suara yang berlebihan ketika berbicara, bernyanyi, berteriak, atau batuk. - Infeksi virus
Virus penyebab infeksi yang menyebabkan laringitis akut biasanya sama dengan jenis virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan lainnya. - Infeksi bakteri
Salah satu jenis bakteri penyebab laringitis akut adalah bakteri difteri.
Laringitis kronis
Laringitis disebut kronis jika berlangsung lebih dari tiga minggu. Umumnya, laringitis jenis ini terjadi akibat adanya paparan dari penyebab secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Penyebab dari laringitis kronis adalah:
- Perubahan bentuk pita suara karena faktor usia
- Kebiasaan merokok
- Kecanduan alkohol
- Kebiasaan menggunakan suara secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama, seperti yang biasa dilakukan oleh penyanyi atau pemandu sorak
- Sering terpapar bahan yang mengiritasi atau menyebabkan reaksi alergi, seperti bahan kimia, debu, dan asap
- Infeksi jamur, biasanya terjadi pada penderita asma yang menggunakan obat kortikosteroid hirup jangka panjang
- Kelumpuhan pita suara akibat cedera atau penyakit tertentu, seperti stroke
- Penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko menderita laringitis, contohnya penderita HIV/AIDS, orang yang sedang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang.
Diagnosis Laringitis
Pihak medis akan mendiagnosis laringitis diawali dengan wawancara medis lengkap mengenai perjalanan penyakit yang dirasakan pengidap serta kemungkinan faktor risiko yang dimiliki pengidap. Selanjutnya, pihak medis akan melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bagian laring. Untuk membantu memastikan diagnosis serta menentukan penyebab yang mendasarinya, pihak medis akan meminta untuk dilakukan:
- Pemeriksaan darah dan dahak, untuk menilai infeksi virus, bakteri, atau jamur.
- Pemeriksaan laringoskopi, dengan menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui mulut atau hidung pengidap. Endoskopi adalah suatu alat khusus berbentuk selang yang dilengkapi dengan kamera dan lampu pada ujungnya. Saat dilakukan laringoskopi, dapat juga dilakukan biopsi jika diperlukan, yaitu dengan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium guna mengetahui penyebab yang mendasari terjadinya laringitis.
Penanganan Laringitis
Kebanyakan laringitis bisa pulih sendiri dalam waktu sekitar satu minggu, tanpa obat-obatan. Tujuan pengobatan adalah untuk meredakan gejala yang mengganggu dan mempercepat kesembuhan.
Untuk menangani laringitis secara mandiri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah, di antaranya:
- Minum banyak air putih dan hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein atau alkohol.
- Hirup inhaler dengan kandungan mentol untuk melegakan saluran pernapasan yang terasa tidak nyaman.
- Konsumsi permen mint dan berkumur dengan air garam hangat atau obat kumur khusus untuk melegakan tenggorokan.
- Bicara dengan suara perlahan untuk mengurangi ketegangan pada pita suara yang sedang meradang.
- Hindari penggunaan obat-obatan yang dapat membuat tenggorokan kering, seperti dekongestan.
- Hindari paparan penyebab iritasi dan alergi, seperti asap rokok dan debu.
- Berhenti merokok.
Selain pengobatan di rumah, beberapa obat juga dapat diberikan oleh dokter untuk menangani laringitis. Kebanyakan obat tersebut berfungsi untuk menangani penyebab atau kondisi yang mendasari terjadinya laringitis. Obat-obatan tersebut meliputi:
- Ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan nyeri tenggorokan, sakit kepala, atau demam
- Obat antihistamin, untuk mengatasi alergi yang muncul
- Obat penurun asam lambung, untuk menangani penyakit GERD
- Obat batuk, untuk meredakan batuk
- Kortikosteroid, untuk meredakan peradangan pada pita suara
- Antibiotik, untuk menangani infeksi bakteri
Komplikasi Laringitis
Komplikasi dapat terjadi ketika laringitis disebabkan oleh infeksi. Infeksi tersebut dapat menyebar ke bagian lain di saluran pernapasan, misalnya ke paru-paru.
Seseorang yang menderita laringitis juga bisa mengalami batuk kronis. Kondisi ini akan membuat penderitanya mudah tersedak, sehingga makanan masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi paru (pneumonia).
Pencegahan Laringitis
Laringitis dapat dihindari dengan mencegah penyebab dan faktor risikonya. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah laringitis:
- Melakukan vaksinasi flu setiap tahun, sesuai jadwal
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Tidak merokok
- Memperbanyak minum air putih
- Membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, atau setelah dari toilet
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja
- Mengurangi volume suara ketika berbicara.