Penyakit Oppositional Defiant Disorder (Odd)
Anak sering membantah dan bersikap melawan atas apa yang diperintahkan kepadanya. Kemungkinan besar sikap ini bisa menjadi masalah gangguan perilaku yang cukup berisiko terhadap tubuh-kembangnya. Penyakit ini dikenal dengan nama Oppositional Defiant Disorder(Odd)
Penyakit Oppositional Defiant Disorder (Odd) adalah suatu keadaan perilaku seorang anak menjadi lebih arogan dan agresif dalam kehidupan sosialnya. Kondisi perilaku yang menunjukkan sikap melawan, memberontak dan menolak perintah yang ditujukan kepadanya.
Penyakit yang sering terjadi pada anak-anak ini sangat riskan terjadi meskipun tingkat kejadiannya berkisar 1 dari 10 anak dibawah 12 tahun. Kondisi tentu berakibat buruk terhadap kemampuan anak dalam bersosialisasi.
Sebelum memasuki masa pubertas, anak laki-laki memiliki kecenderungan lebih besar dibandingkan perempuan. Namun, tetap berlaku sama kepada anak perempuan yang sudah memasuki masa pubertas.
Gejala Oppositional Defiant Disorder
Tanda-tanda ODD umumnya dimulai selama tahun-tahun prasekolah. Kadang-kadang ODD dapat berkembang kemudian, tetapi hampir selalu sebelum masa remaja awal. Perilaku ini menyebabkan kerusakan signifikan dengan keluarga, kegiatan sosial, sekolah dan pekerjaan. Pedoman Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), diterbitkan oleh American Psychiatric Association, memberikan kriteria yang menjadi diagnosis anak terkena ODD.
Kriteria DSM-5 termasuk gejala emosional dan perilaku yang bertahan setidaknya enam bulan. Berikut adalah gejala dan tanda kriteria ODD;
- Suasana marah dan mudah tersinggung.
- Seringkali dan mudah kehilangan kesabaran.
- Sering sensitif dan mudah terganggu oleh orang lain.
- Sering marah dan kesal.
- Perilaku argumentatif dan menantang.
- Seringkali berdebat dengan orang dewasa atau orang yang berwenang.
- Sering secara aktif menentang atau menolak untuk mematuhi permintaan atau aturan orang dewasa.
- Seringkali sengaja mengganggu atau mengganggu orang.
- Seringkali menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kesalahannya.
- Ketidakpastian.
- Sering dengki atau pendendam.
- Telah menunjukkan perilaku dengki atau pendendam setidaknya dua kali dalam enam bulan terakhir.
Penyebab Oppositional Defiant Disorder
Penyebab ODD belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan ODD terkait dengan faktor lingkungan, biologis, dan psikologis. Beberapa faktor biologis yang dipercaya dapat memicu ODD adalah:
- Menderita kelainan fungsi otak, seperti fungsi neurotransmiter yang tidak normal
- Mengalami cedera pada otak yang menyebabkan gangguan di bagian otak yang berfungsi memberikan penilaian
- Memiliki orang tua dengan riwayat ADHD, gangguan bipolar, depresi, conduct disorder, atau penyalahgunaan NAPZA
- Memiliki ibu yang merokok saat hamil
- Menderita kekurangan nutrisi.
Berikut ini adalah beberapa faktor psikologis yang dipercaya dapat memicu ODD:
- Ketidakharmonisan dalam keluarga
- Kurangnya perhatian dari orang tua
- Ketidakmampuan menjalin hubungan sosial.
Sedangkan faktor lingkungan yang diduga dapat memicu ODD antara lain:
- Kemiskinan
- Pelecehan
- Tinggal di lingkungan yang tidak baik atau penuh kekerasan.
Diagnosis Oppositional Defiant Disorder
Spesialis kejiwaan atau psikiater akan mengevaluasi kesehatan mental pasien melalui tanya jawab. Pasien dapat didiagnosis menderita ODD bila memiliki beberapa kriteria yang ditetapkan dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) berikut ini:
- Terdapat sedikitnya 4 gejala seperti yang telah disebutkan di atas.
- Gejala berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.
- Gejala tidak disebabkan oleh penyalahgunaan NAPZA atau gangguan mental lain, seperti psikosis, depresi, dan gangguan bipolar.
Setelah itu, pihak medis akan menentukan apakah ODD yang dialami pasien tergolong ringan, sedang, atau berat. Tingkat keparahan gejala ini ditentukan dari seberapa sering gejala muncul. Berikut adalah penjelasannya:
- ODD ringan: gejala muncul di satu kondisi, misalnya hanya di rumah atau di sekolah saja
- ODD sedang: gejala muncul di dua kondisi, misalnya di rumah dan sekolah
- ODD berat: gejala muncul di tiga kondisi atau lebih, seperti di rumah, sekolah, dan di lingkungan sosial
Penanganan Oppositional Defiant Disorder
Penanganan ODD tergantung pada usia, tingkat keparahan, dan kemampuan pasien dalam mengikuti terapi. Terapi bisa berlangsung selama beberapa bulan atau lebih, dengan melibatkan orang tua atau keluarga.
Psikiater biasanya akan menggabungkan beberapa jenis terapi untuk menangani pasien ODD, seperti:
- Terapi perilaku kognitif, untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah laku pasien, serta meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan memecahkan masalah
- Terapi interaksi orang tua dan anak, untuk mengajarkan orang tua cara yang baik dalam mengasuh dan berinteraksi dengan anak
- Terapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan dan komunikasi antar anggota keluarga
- Terapi kemampuan bersosialisasi, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pihak medis juga dapat meresepkan obat jika ODD disertai gangguan mental lain, seperti ADHD atau depresi. Namun perlu diingat, obat-obatan itu sendiri tidak bisa mengatasi ODD.
Agar terapi dapat memberikan hasil yang lebih efektif, orang tua dapat melakukan cara-cara berikut:
- Memberi contoh perilaku yang baik pada anak
- Menghindari hal-hal yang bisa memicu perdebatan dengan anak
- Memuji perilaku positif anak, misalnya ketika ia merapikan mainannya
- Memberi hukuman yang wajar pada anak, seperti mengurangi uang jajannya, jika ia melakukan perilaku yang tidak baik
- Meluangkan waktu khusus secara konsisten untuk bersama dengan anak
- Membangun kerja sama dengan keluarga atau guru di sekolah untuk mendidik anak agar disiplin
Komplikasi Oppositional Defiant Disorder
Anak-anak dan remaja penderita ODD cenderung sulit menjalin pertemanan dan bermasalah dengan keluarga, guru, atau orang lain. ODD juga bisa menimbulkan masalah lain pada anak, yaitu:
- Enggan bersosialisasi
- Penurunan prestasi di sekolah
- Gangguan dalam mengendalikan keinginan
- Penyalahgunaan NAPZA
- Keinginan bunuh diri.
Selain itu, sebagian besar penderita ODD juga memiliki gangguan mental lain, seperti:
- ADHD
- Conduct disorder
- Gangguan kecemasan
- Gangguan belajar dan berkomunikasi
- Depresi.
Pencegahan Oppositional Defiant Disorder
Di rumah, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari dan menjauhi sikap oposisi dengan strategi ini; kenali dan puji perilaku positif anak, memberikan instruksi yang jelas dan efektif, siapkan rutinitas dengan mengembangkan jadwal harian yang konsisten untuk anak, bangun waktu bersama dengan mengembangkan jadwal mingguan yang konsisten yang melibatkan anak dan orang tua, bekerja sama dengan pasangan atau orang lain di rumah untuk memastikan prosedur disiplin yang konsisten dan tepat, serta menetapkan tugas rumah tangga yang harus diselesaikan oleh anak.